Senin, 13 Januari 2014

Preeklampsia n Eklampsia pada masa kehamilan



 
PRE-EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

Disamping perdarahan dan infeksi , maka pre-eklampsia serta eklmpsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang tinggi , terutama di negara berkembang .
Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam di bandingkan pada tingkat pre-eklmsia berat. Oleh karena itu , menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan utama pengobatan.

Perkataan “ eklampsia “ berasal dari kata Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidannan.
Dikemukakan beberapa teori yang dapat menerangkan kejadian pre-eklamsia dan eklampsia sehingga dapat menetapkan upaya promotif dan preventif.

Teori iskemia implantasi plasenta dianggap dapat menerangkan berbagai gejala pre-eklampsia dan eklampsia :
1.      Kenaikan tekanan darah
2.      Pengeluaran protein dalam urine.
3.      Edema kaki , tangan sampai muka
4.      Terjadinya gejala subyektif
§  Sakit kepala
§  Penglihatan kabur
§  Nyeri pada epigasterium
§  Sesak nafas
§  Berkurangnya urine
5.      Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma.
6.      Terjadi kejang

Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiotensin , rennin, dan aldosteron , sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung . Pada pre-eklampsia dan eklampsia , terjadi penurunan angiotensin , rennin, dan aldosteron , tetapi di jumpai edema , hypertensi dan proteinuria .

Bagaimana teori iskemia daerah implantasi plasenta, didukung kenyataan sebagai           berikut :
1.      Pre-eklampsia dan eklampsia lebih banyak terjadi pada primigravida , hamil ganda, dan mola hidatidosa.
2.      Kejadiannya makin meningkat dengan makin tuanya umur hamil.
3.      Gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian janin.

Dengan demikian teori iskemia daerah implantasi plasenta memenuhi untuk menerangkan berbagai gejala klinik pre-eklampsia dan eklampsia.


PERUBAHAN PATOLOGI

Terjadinya spasme pembuluh darah arteriol menuju organ penting dalam tubuh dapat menimbulkan :
a.       Gangguan metabolisme jaringan
·         Terjadi metabolisme anaerobic lemak dan protein
·         Pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan pembentukan badan keton dan asidosis.
b.      Gangguan peredaran darah
·         Nekrosis ( kematian jaringan )
·         Perdarahan
·         Edema jaringan
c.       Mengecilnya darah menuju retplasenter sirkulasi menimbulkan gangguan pertukaran nutrisi , CO2 dan O2 yang menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim.
Perubahan patologis berbagai organ penting dijabarkan sebagai berikut :
1.      Perubahan hati
·         Perdarahan yang tidak teratur
·         Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati
·         Rasa nyeri di epigasterium karena perdarahan subkapsuler.
2.      Retina
·         Spasme arteriol , edema sekitar discus optikus
·         Ablasio retina ( lepasnya retina )
·         Menyebabkan penglihatan kabur.
3.      Otak
·         Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak , perdarahan dan nekrosis.
·         Menimbulkan nyeri kepala yang berat.
4.      Paru-paru
·         Berbagai tingkat edema
·         Bronkopneumonia sampai abses
·         Menimbulkan sesak nafas sampai sianosis
5.      Jantung
·         Perubahan degenerasi lemak dan edema
·         Perdarahan sub-endokardial
·         Menimbulkan dekompensasio kordis sampai terhentinya fungsi jantung
6.      Aliran darah ke plasenta
·         Spasme arteriol yang mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai kematian janin
·         Spasme yang berlangsung lama , mengganggu pertumbuhan janin
7.      Perubahan ginjal
·         Spasme arteriol menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga filtrasi glomerulus berkurang
·         Penyerapan air dan garam tubulus tetap , terjadi retensi air dan garam
·         Edema pada tungkai dan tangan , paru  dan organ lain
8.      Perubahan pembuluh darah
·         Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi protein ke jaringan
·         Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulka edema
·         Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme tubuh dan trombosis.


PRE-EKLAMPSIA
Kejadian pre-eklampsia dan eklampsia bervariasi di setiap Negara bahkan pada setiap daerah .
Dijumpai berbagai factor yang mempengaruhi diantaranya :
§  Jumlah primigravida , terutama primigravida muda.
§  Distensi berlebihan ; hidramion , hamil ganda , mola hidatidosa
§  Penyakit yang menyertai hamil ; diabetus mellitus , kegemukan.
§  Jumlah umur ibu di atas 35 tahun
§  Pre-eklampsia berkisar antara 3% sampai 5% dari kehamilan yang dirawat.


Gambaran klinik pre-eklampsia
Gambaran klinik mulai dengan kenaikan berat badan diikuti edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah , dan terakhir terjadi proteinuria.
Pada pre-eklampsia ringan gejala subjektif belum dijumpai , tetapi pada pre-eklampsia berat diikuti keluhan subjektif :
§  Sakit kepala terutama daerah frontalis.
§  Rasa nyeri di epigasterium.
§  Gangguan mata , penglihatan menjadi kabur.
§  Terdapat mual sampai muntah.
§  Gangguan pernapasan sampai sianosis.
§  Terjadi gangguan kesadaran.
Dengan pengeluaran proteinuria keadaan penyakit semakin berat , karena terjadi gangguan fungsi ginjal.


Dasar diagnosis pre-eklampsia
Kejadian pre-eklampsia dan eklampsia sulit dicegah , tetapi diagnosis dini sangat menentukan prognosa janin. Pengawasan hamil sangat penting karena pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi , terutama di Negara berkembang. Diagnosis ditetapkan dengan dua dari trias pre-eklampsia yaitu kenaikan berat badan – edema, kenaikan tekanan darah , dan terdapat proteinuria.

Klafikasi pre-eklampsia 
1)      Pre-eklampsia ringan
·         Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmhg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
·         Tekanan darah distolik 90 atau kenaikan 15 mmhg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
·         Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
·         Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitas plus 1 sampai 2 pada urin aliran pertengahan.

2)      Pre-eklampsia berat
·         Tekanan darah 160 / 110 mmhg.
·         Oligouria , urin kurang dari 400 cc / 24 jam
·         Proteinuria lebih dari 3 gr / liter
·         Keluhan subyektif :
o   Nyeri epigasterium
o   Gangguan penglihatan
o   Nyeri kepala
o   Edema paru dan sianosis
o   Gangguan kesadaran.
·         Pemariksaan
o   Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus.
o   Perdarahan pada retina.
o   Trombosit kurang dari 100.000 / mm.

Peningkatan gejala dan tanda pre-eklampsia berat memberikan petunjuk akan terjadi eklampsia , yang mempunyai prognosa buruk dengan angka kematian maternal dan janin tinggi.


Pencegahan kejadian pre-eklampsia dan eklampsia

Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama .
Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian .

Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan , kenaikan tekanan darah , dan pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria.

Untuk mencegah kejadian pre-eklampsia ringan dapat di lakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan :
1)      Diet-makanan
Makanan tinggi protein , tinggi karbohidrat , cukup vitamin dan rendah lemak.
Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau edema.
Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna.
Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir telur setiap hari.

2)      Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya dan di sesuaikan dengan kemampuan.
Lebih banyak duduk atau berbaring kea rah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

3)      Pengawasan antenatal ( hamil )
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan .
Keadaan yang memerlukan perhatian :
a)      Uji kemungkinan pre-eklampsia
·         Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
·         Pemeriksaan tinggi fundus uteri
·         Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
·         Pemeriksaan protein dalam urin
·         Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal , fungsi hati , gambaran darah umum , dan pemeriksaan retina mata

b)      Penilaian kondisi janin dalam rahim
·         Pemantauan tinggi fundus uteri
·         Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim , denyut jantung janin , pemantauan air ketuban
·         Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi
Dalam keadaan yang meragukan , maka merujuk penderita merupakan sikap yang terpilih dan terpuji 

Penanganan pre-eklampsia

Penanganan pre-eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklapmsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.

Pada pre-eklampsia ringan penanganan simtomatis dan berobat jalan dengan memberikan:
1.      Sedativa ringan.
2.      Obat penunjang
3.      Nasehat
4.      Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat

Petunjuk untuk segera memasukkan penderita kerumah sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan :
  1. Bila tekanan darah 140 / 90 mm Hg atau lebih
  2. Protein dalam urin 1 plus atau lebih
  3. Kenaikan berat badan 1 ½ kg atau lebih dalam seminggu.
  4. Edema bertambah dengan mendadak
  5. Terdapat gejala dan keluhan subjektif.

Bidan yang memepunyai polindes dapat merawat penderita pre-eklapsia berat unutk sementara , sampai menunggu kesempatan melakukan rujukan sehingga penderita mendapat pertolongan yang sebaik-baiknya.
Penderita diusahakan agar :
1.      Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangansuara ataupun sinar.
2.      Dipasang infuse glukosa 5%
3.      Dilakukan pemeriksaan :
·         Pemeriksaan umum:
o   Tekanan darah
o   Nadi
o   Suhu
o   Dan pernapasan
·         Pemeriksaan kebidanan:
o   Pemeriksaan Leopold
o   Denyut jantung
o   Pemeriksaan dalam ( evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim)
o   Pemasangan douer catheter
o   Evaluasi keseimbangan cairan
4.      Pengobatan
·         Sedativa : Phenorbital 3 x 100 mgr, valium 3 x 20 mgr
·         Menghindari kejang :
o   Magnesium sulfat,
*      Inisial dosis 8 gr IM, dosis 4 gr / 6 jam
*      Observasi : pernapasan tidak kurang 16 menit , refleks patella positif , urin tidak kurang dari 600 cc / 24 jam
o   Valium
*      Inisial dosis 20 mgr IV , dosis ikutan 20 mgr / drip 20 tetes / mnt.
*      Dosis maksimal 120 mgr / 24 jam.
o   Kombinasi pengobatan
*      Pethidine 50 mgr IM
*      Klorpromazin 50 mgr IM
*      Diazepam ( valium ) 20 mgr IM.
o   Bila terjadi oliguri diberikan glukosa 40% IV untuk menarik cairan dan jaringan , sehingga dapat merangsang diuresis.
o   Setelah keadaan pre-eklampsia berat dapat diatasi , pertimbangan mengakhiri kehamilan berdasarkan :
*      Kehamilan cukup bulan
*      Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan.
*      Kegagalan pengobatan pre-eklampsia berat kehamilan diakhiri tanpa memandang umur.
*      Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.
Mengakhiri kehamilan merupakan pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutan pre-eklampsia menjadi eklampsia. Dengan perawatan sementara di polindes , maka melakukan rujukan penderita merupakan sikap yang paling tepat.

0 komentar:

Posting Komentar