PRE-EKLAMPSIA
DAN EKLAMPSIA
Disamping perdarahan dan infeksi , maka
pre-eklampsia serta eklmpsia merupakan penyebab kematian ibu dan perinatal yang
tinggi , terutama di negara berkembang .
Kematian karena eklampsia meningkat
dengan tajam di bandingkan pada tingkat pre-eklmsia berat. Oleh karena itu ,
menegakkan diagnosis dini pre-eklampsia dan mencegah agar jangan berlanjut
menjadi eklampsia merupakan tujuan utama pengobatan.
Perkataan “ eklampsia “ berasal dari
kata Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala eklampsia datang dengan
mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidannan.
Dikemukakan beberapa teori yang dapat
menerangkan kejadian pre-eklamsia dan eklampsia sehingga dapat menetapkan upaya
promotif dan preventif.
Teori iskemia implantasi plasenta
dianggap dapat menerangkan berbagai gejala pre-eklampsia dan eklampsia :
1. Kenaikan tekanan darah
2. Pengeluaran protein dalam urine.
3. Edema kaki , tangan sampai muka
4. Terjadinya gejala subyektif
§ Sakit kepala
§ Penglihatan kabur
§ Nyeri pada epigasterium
§ Sesak nafas
§ Berkurangnya urine
5. Menurunnya kesadaran wanita
hamil sampai koma.
6. Terjadi kejang
Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat
peningkatan angiotensin , rennin, dan aldosteron , sebagai kompensasi sehingga
peredaran darah dan metabolisme dapat berlangsung . Pada pre-eklampsia dan
eklampsia , terjadi penurunan angiotensin , rennin, dan aldosteron , tetapi di
jumpai edema , hypertensi dan proteinuria .
Bagaimana teori iskemia daerah implantasi
plasenta, didukung kenyataan sebagai
berikut :
1. Pre-eklampsia dan eklampsia lebih banyak terjadi
pada primigravida , hamil ganda, dan mola hidatidosa.
2. Kejadiannya makin meningkat
dengan makin tuanya umur hamil.
3. Gejala penyakit berkurang bila
terjadi kematian janin.
Dengan demikian teori iskemia daerah
implantasi plasenta memenuhi untuk menerangkan berbagai gejala klinik
pre-eklampsia dan eklampsia.
PERUBAHAN PATOLOGI
Terjadinya spasme pembuluh darah
arteriol menuju organ penting dalam tubuh dapat menimbulkan :
a. Gangguan metabolisme jaringan
·
Terjadi metabolisme anaerobic lemak dan protein
·
Pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan pembentukan badan keton dan
asidosis.
b. Gangguan peredaran darah
·
Nekrosis (
kematian jaringan )
·
Perdarahan
·
Edema
jaringan
c. Mengecilnya darah menuju retplasenter sirkulasi
menimbulkan gangguan pertukaran nutrisi , CO2 dan O2 yang menyebabkan asfiksia
sampai kematian janin dalam rahim.
Perubahan patologis berbagai organ penting
dijabarkan sebagai berikut :
1. Perubahan hati
·
Perdarahan
yang tidak teratur
·
Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati
·
Rasa nyeri di epigasterium karena perdarahan subkapsuler.
2. Retina
·
Spasme arteriol , edema sekitar discus optikus
·
Ablasio
retina ( lepasnya retina )
·
Menyebabkan
penglihatan kabur.
3. Otak
·
Spasme
pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak , perdarahan dan
nekrosis.
·
Menimbulkan
nyeri kepala yang berat.
4. Paru-paru
·
Berbagai
tingkat edema
·
Bronkopneumonia
sampai abses
·
Menimbulkan
sesak nafas sampai sianosis
5. Jantung
·
Perubahan
degenerasi lemak dan edema
·
Perdarahan
sub-endokardial
·
Menimbulkan dekompensasio kordis sampai terhentinya fungsi jantung
6. Aliran darah ke plasenta
·
Spasme
arteriol yang mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai kematian janin
·
Spasme yang
berlangsung lama , mengganggu pertumbuhan janin
7. Perubahan ginjal
·
Spasme
arteriol menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga filtrasi
glomerulus berkurang
·
Penyerapan
air dan garam tubulus tetap , terjadi retensi air dan garam
·
Edema pada tungkai dan tangan , paru
dan organ lain
8. Perubahan pembuluh darah
·
Permeabilitasnya
terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi protein ke jaringan
·
Protein
ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulka edema
·
Hemokonsentrasi
darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme tubuh dan trombosis.
PRE-EKLAMPSIA
Kejadian pre-eklampsia dan eklampsia bervariasi
di setiap Negara bahkan pada setiap daerah .
Dijumpai berbagai factor yang mempengaruhi
diantaranya :
§ Jumlah primigravida ,
terutama primigravida muda.
§ Distensi berlebihan ; hidramion , hamil ganda ,
mola hidatidosa
§ Penyakit yang menyertai hamil
; diabetus mellitus , kegemukan.
§ Jumlah umur ibu di atas 35
tahun
§ Pre-eklampsia berkisar antara
3% sampai 5% dari kehamilan yang dirawat.
Gambaran klinik pre-eklampsia
Gambaran klinik mulai dengan kenaikan
berat badan diikuti edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah , dan
terakhir terjadi proteinuria.
Pada pre-eklampsia ringan gejala
subjektif belum dijumpai , tetapi pada pre-eklampsia berat diikuti keluhan
subjektif :
§ Sakit kepala terutama daerah frontalis.
§ Rasa nyeri di epigasterium.
§ Gangguan mata , penglihatan
menjadi kabur.
§ Terdapat mual sampai muntah.
§ Gangguan pernapasan sampai sianosis.
§ Terjadi gangguan kesadaran.
Dengan pengeluaran proteinuria keadaan penyakit
semakin berat , karena terjadi gangguan fungsi ginjal.
Dasar
diagnosis pre-eklampsia
Kejadian pre-eklampsia dan eklampsia sulit
dicegah , tetapi diagnosis dini sangat menentukan prognosa janin. Pengawasan
hamil sangat penting karena pre-eklampsia berat dan eklampsia merupakan
penyebab kematian yang cukup tinggi , terutama di Negara berkembang. Diagnosis
ditetapkan dengan dua dari trias pre-eklampsia yaitu kenaikan berat badan –
edema, kenaikan tekanan darah , dan terdapat proteinuria.
Klafikasi
pre-eklampsia
1) Pre-eklampsia ringan
·
Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmhg dengan interval
pemeriksaan 6 jam.
·
Tekanan darah distolik 90 atau kenaikan 15 mmhg dengan interval pemeriksaan
6 jam.
·
Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
·
Proteinuria
0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitas plus 1 sampai 2 pada urin aliran
pertengahan.
2) Pre-eklampsia berat
·
Tekanan
darah 160 / 110 mmhg.
·
Oligouria , urin kurang dari 400 cc / 24 jam
·
Proteinuria
lebih dari 3 gr / liter
·
Keluhan
subyektif :
o
Nyeri
epigasterium
o
Gangguan
penglihatan
o
Nyeri
kepala
o
Edema paru
dan sianosis
o
Gangguan
kesadaran.
·
Pemariksaan
o Kadar enzim hati
meningkat disertai ikterus.
o
Perdarahan
pada retina.
o
Trombosit
kurang dari 100.000 / mm.
Peningkatan gejala dan tanda pre-eklampsia berat
memberikan petunjuk akan terjadi eklampsia , yang mempunyai prognosa buruk
dengan angka kematian maternal dan janin tinggi.
Pencegahan
kejadian pre-eklampsia dan eklampsia
Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi
kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama .
Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini
dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian .
Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan
pengawasan hamil yang teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan ,
kenaikan tekanan darah , dan pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria.
Untuk mencegah kejadian pre-eklampsia ringan
dapat di lakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan :
1) Diet-makanan
Makanan tinggi protein , tinggi
karbohidrat , cukup vitamin dan rendah lemak.
Kurangi garam
apabila berat badan bertambah atau edema.
Makanan berorientasi pada empat
sehat lima
sempurna.
Untuk meningkatkan jumlah protein
dengan tambahan satu butir telur setiap hari.
2) Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil
semakin tua dalam arti bekerja seperlunya dan di sesuaikan dengan kemampuan.
Lebih banyak duduk atau berbaring
kea rah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami
gangguan.
3) Pengawasan antenatal ( hamil )
Bila terjadi perubahan perasaan dan
gerak janin dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan .
Keadaan yang memerlukan perhatian :
a) Uji kemungkinan pre-eklampsia
·
Pemeriksaan
tekanan darah atau kenaikannya
·
Pemeriksaan
tinggi fundus uteri
·
Pemeriksaan
kenaikan berat badan atau edema
·
Pemeriksaan
protein dalam urin
·
Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal , fungsi hati , gambaran
darah umum , dan pemeriksaan retina mata
b) Penilaian kondisi janin dalam rahim
·
Pemantauan
tinggi fundus uteri
·
Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim , denyut jantung janin ,
pemantauan air ketuban
·
Usulkan
untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi
Dalam keadaan yang meragukan , maka
merujuk penderita merupakan sikap yang terpilih dan terpuji
Penanganan pre-eklampsia
Penanganan pre-eklampsia bertujuan
untuk menghindari kelanjutan menjadi eklapmsia dan pertolongan kebidanan dengan
melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma
minimal.
Pada pre-eklampsia ringan penanganan
simtomatis dan berobat jalan dengan memberikan:
1. Sedativa ringan.
2. Obat penunjang
3. Nasehat
4. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan
diperketat
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita
kerumah sakit atau merujuk penderita perlu memperhatikan :
- Bila tekanan darah 140 / 90 mm Hg atau lebih
- Protein dalam urin 1 plus atau lebih
- Kenaikan berat badan 1 ½ kg atau lebih dalam seminggu.
- Edema bertambah dengan mendadak
- Terdapat gejala dan keluhan subjektif.
Bidan yang memepunyai polindes dapat
merawat penderita pre-eklapsia berat unutk sementara , sampai menunggu
kesempatan melakukan rujukan sehingga penderita mendapat pertolongan yang
sebaik-baiknya.
Penderita diusahakan agar :
1. Terisolasi sehingga tidak mendapat
rangsangansuara ataupun sinar.
2. Dipasang infuse glukosa 5%
3. Dilakukan pemeriksaan :
·
Pemeriksaan
umum:
o
Tekanan
darah
o
Nadi
o
Suhu
o
Dan
pernapasan
·
Pemeriksaan
kebidanan:
o
Pemeriksaan
Leopold
o
Denyut
jantung
o Pemeriksaan dalam ( evaluasi
pembukaan dan keadaan janin dalam rahim)
o
Pemasangan
douer catheter
o
Evaluasi
keseimbangan cairan
4. Pengobatan
·
Sedativa : Phenorbital 3 x 100 mgr, valium 3 x 20 mgr
·
Menghindari
kejang :
o
Magnesium
sulfat,
Inisial
dosis 8 gr IM, dosis 4 gr / 6 jam
Observasi :
pernapasan tidak kurang 16 menit , refleks patella positif , urin tidak kurang
dari 600 cc / 24 jam
o
Valium
Inisial
dosis 20 mgr IV , dosis ikutan 20 mgr / drip 20 tetes / mnt.
Dosis
maksimal 120 mgr / 24 jam.
o
Kombinasi
pengobatan
Pethidine
50 mgr IM
Klorpromazin
50 mgr IM
Diazepam (
valium ) 20 mgr IM.
o
Bila
terjadi oliguri diberikan glukosa 40% IV untuk menarik cairan dan jaringan ,
sehingga dapat merangsang diuresis.
o
Setelah
keadaan pre-eklampsia berat dapat diatasi , pertimbangan mengakhiri kehamilan
berdasarkan :
Kehamilan
cukup bulan
Mempertahankan kehamilan sampai mendekati cukup bulan.
Kegagalan pengobatan pre-eklampsia berat kehamilan diakhiri tanpa memandang
umur.
Merujuk penderita ke rumah sakit untuk pengobatan yang adekuat.
Mengakhiri kehamilan merupakan
pengobatan utama untuk memutuskan kelanjutan pre-eklampsia menjadi eklampsia.
Dengan perawatan sementara di polindes , maka melakukan rujukan penderita
merupakan sikap yang paling tepat.
0 komentar:
Posting Komentar